TULIS CERPEN TENTANG POLEMIK KEBAYA KOREA, SEVINA RAIH JUARA 1 PEKSIMIDA

Sevina Dwi Alyani terpilih sebagai Juara 1 Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida). Dalam seleksi yang diselenggarakan di Universitas Diponegoro pada 24 Juli 2024 itu, Sevina berhasil mengalahkan 34 peserta yang berasal dari PTN dan PTS se-Jateng. Kemenangan tersebut mengantarkannya menjadi perwakilan Jateng untuk maju ke seleksi tingkat nasional.

Ditemui seusai acara tersebut, Sevina menyebut cerpen yang ia tulis bertolak dari isu yang sempat ramai dibicarakan di media sosial.

“Beberapa bulan belakangan ramai diperbincangkan isu tentang modifikasi kebaya ala Korea, atau biasa disebut kebaya crop top-coquette-korean style,” ucap mahasiswa semester 2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UPGRIS itu.

Menurutnya, isu modifikais kebaya membuat banyak warganet mempertanyakan keautentikannya sebagai salah satu produk budaya Indonesia. “Isu itu sangat dekat dengan saya dan itu membuat saya terinspirasi menulis cerpen tentang polemik kebaya crop top,” ungkap Sevina, (25/07).

Cerpen berjudul “Ketika Ibu Membagikan Petuah Gratisnya” itu akhirnya berhasil mencuri perhatian para juri di antaranya sastrawan Triyanto Triwikromo dan S. Prasetyo Utomo.

Sevina mengaku, isu itu cukup menyita perhatiannya. “Isu itu cukup dekat dengan saya yang juga suka K-Pop dan drama Korea. Tapi itu juga berkaitan dengan isu budaya sendiri. Jadi sebenarnya cerpen itu masih seputar hal-hal yang selama ini saya amati,” tambah perempuan kelahiran Pati itu.

Sevina mengaku banyak belajar dari penulis-penulis idolanya. “Saya suka cerpen-cerpennya Eko Triono dan novel-novel Tere Liye. Keduanya banyak mengangkat isu sosial yang dituangkan ke dalam sastra,” terangnya.

Dr. Setia Naka Andrian selaku pelatih mengaku melatih Sevina untuk banyak membaca karya sastra dari pendahulu. “Intinya banyak membaca karya-karya bagus, lalu dipelajari teknik-teknik mereka dalam menggabungkan antara isu dan tenik penceritaan,” ungkap dosen PBSI UPGRIS tersebut.

“Latihan tersebut terbukti efektif. Ketika diminta menulis tentang isu-isu budaya, Sevina menjadi punya kepekaan untuk menemukan topik yang dekat dengan dirinya,” tegasnya.

Rektor Universitas PGRI Semarang, Dr. Sri Suciati, M.Hum, mengapresiasi kemenangan tersebut. “Ini melanjutkan prestasi UPGRIS sebelumnya yang juga pernah mewakili Jateng di Peksiminas pada 2010,” terangnya.

Suciati berharap ke depan akan semakin banyak penulis-penulis muda muncul di kampus. “Kampus selalu memberikan fasilitasi dan mendukung penuh calon-calon penulis muda berbakat,” pungkasnya.