Keinginan sekelompok mahasiswa untuk mencari penghasilan tambahan selama pandemi membuahkan hasil. Lima mahasiswa Universitas PGRI Semarang didampingi dosen pendamping, berhasil membuat usaha jasa “virtual meeting” bernama face.in.
Usaha kolaboratif sambilan itu kemudian terpilih sebagai penerima pendanaan dari pemerintah setelah proposal mereka diterima dalam Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa tahun 2020, yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, seperti tercantum dalam surat pengumuman tertanggal 5 Oktober 2020.
“Platform ini adalah kolaborasi antara mahasiswa dan dosen, yang masing-masing punya tugas,” ungkap Mega Novita, Ph.D., selaku pendamping. Mega menjelaskan, usaha bersama mahasiswa ini menawarkan jasa virtual meeting dengan berbagai aplikasi seperti Zoom, Google Meets, Jitsi, Big Blue Button dan lain-lain.
Ide usaha ini berawal dari kondisi pandemi yang mengharuskan tiap orang menghindari kerumunan. Acara seperti seminar dan rapat pun akhirnya terpaksa digelar lewat daring. “Hal ini baru bagi setiap orang, tidak semua orang bisa dengan mudah menggunakan aplikasi-aplikasi penunjang virtual meeting,” ujar Mega.
Setelah melewati diskusi dengan mahasiswa dari berbagai jurusan, yaitu Arsha Raulnadi Trikusuma (Informatika), Hervinda Kurniawati (Informatika), Mustaqfirin (Informatika), Finka Cindy Antika (Informatika), dan Delimas Isabel (Pendidikan Ekonomi), Mega pun membentuk usaha kolaboratif tersebut. “Mahasiswa yang melaksanakan mulai dari operator, desain-desain yang kami tawarkan, serta pengelolaan keuangan.”
Arsha Raulnadi Trikusuma, salah satu anggota tim mengaku, usahanya ini memberikan pelayanan yang masih jarang disediakan. “Kami juga menyediakan operator, MC untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, live youtube dan facebook, form pendaftaran, form sertifikat, desain sertifikat, desain e-leaflet, desain virtual background, serta desain thumbnail youtube.”
Lebih lanjut, Arsha mengaku tertarik bergabung di face.in karena melihat peluang yang besar di bisnis jasa tersebut, terutama di masa pandemi COVID-19. bahkan di masa mendatang dengan semakin berkembangnya teknologi. Selain itu ia mengaku mendapat pemasukan tambahan dari usaha ini.
Foto: Istimewa/Ahmad Rifai. Teks: Widyanuari Eko Putra