Antara Teknologi dan Etika Harus Selaras

Perkembangan teknologi drone sudah semakin pesat. Pemanfaatannya pun sudah semakin beragam, dari fotografi hingga pengambilan video. Namun, sebenarnya hal itu masih bisa dieksplorasi lagi, apalagi akses untuk mendapatkannya pun sudah semakin mudah.

“Teknologi drone perlu lebih masif diaplikasikan, terutama dalam bidang pertanian, transportasi, pemetaan wilayah, fotografi, pendidikan. Bahkan drone pun bisa dimanfaatkan untuk memperkuat bidang pertahanan keamanan.”

Hal itu diungkapkan oleh Dr Ahmad Nabil dalam “Guest Lecture” yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Informatika, berkolaborasi dengan Kantor Urusan Internasional Universitas PGRI Semarang, di Gedung Pusat, Universitas PGRI Semarang, baru-baru ini.

“Akses mendapatkan drone pun sudah semakin terjangkau. Semua orang bisa mendapatkan dengan harga yang tidak terlalu mahal,” tambah dosen dari Program Studi Kejuruteraan Elektrik dan Elektronika Universiti Teknologi Malaysia tersebut.

Namun, Ahmad Nabil juga menekankan aspek etiket dalam penggunaan drone. “Penting untuk menaati etika dan perlindungan hak privasi. Drone bisa untuk keperluan-keperluan pertahanan negara. “Drone juga bisa untuk senjata perang,” tegasnya. Ahmad Nabil menekankan perlunya bersikap bijak dalam mengoperasikan drone. Penggunaan drone tetap harus memperhatikan keamanan dan kerahasiaan data.

“Pengoperasion drone perlu mendapatkan perijinan terutama jika mengakses wilayah pribadi ataupun pemerintahan. Data yang diambil menggunakan drone juga perlu memperoleh ijin dari pihak berwenang,” terangnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama pembicara lainnya yaitu, Dr. Mahyudin bin Arsat, mengangkat tema tentang pentingnya inovasi yang dapat membantu permasalahan di dalam masyarakat menggunakan metode “morphological chart”.

“Penerapan teknologi dalam sebuah produk inovasi juga harus memperhatikan kebutuhan masyarakat melalui adanya “brainstorming” dalam proses perancangannya,” ucapnya.

Mahyudin bin Arsat memberikan contoh penerapan proses perancangan produk inovasi teknologi dalam salah satu penelitiannya di komunitas nelayan pulau Benut di Malaysia yang merupakan mitra binaan.

Dekan Fakultas Teknik dan Informatika UPGRIS Ibnu Toto Husodo, ST.MT., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan kuliah umum dengan mengundang dosen luar negeri.

“Kuliah umum ini tentu untuk memberikan wawasan tambahan bagi mahasiswa. Kuliah umum ini juga diharapkan membuka perspektif baru agar mahasiswa bisa lebih kompetitif.”

Dalam rangka menuju Universitas PGRI Semarang unggul, pihak kampus memang tengah memperbanyak seri-seri kuliah umum dengan pembicara dari berbagai negara.

“Dengan banyaknya pertukaran ide dan gagasan, serta kerja sama dengan kampus-kampus terbaik di kancah internasioanl, diharapkan daya kritis dan kreativitas di bidang akademik mahasiswa bisa kian terasah,” ucap Rektor UPGRIS, Dr. Sri Suciati, M.Hum.