KKN Mahasiswa UPGRIS Gagas Paving Berbahan Limbah Hingga Nugget Daun Kelor

Inovasi dan kreativitas menjadi daya tarik utama dalam sebuah expo yang digelar di Kecamatan Pedurungan. Acara ini menampilkan berbagai produk inovatif yang dihasilkan oleh para mahasiswa selama menjalankan program pemberdayaan masyarakat di enam kelurahan.

Berbagai inovasi yang dipamerkan tidak hanya menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan dan ekonomi. Akan tetapi juga berpotensi meningkatkan daya saing UMKM lokal.

Expo hasil karya mahasiswa kuliah kerja nyata UPGRIS ini pun mendapat perhatian besar dari masyarakat dan pemerintah setempat yang mendukung pengembangan potensi daerah.

Ketua Kuliah Kerja Nyata LPPM UPGRIS, Arisul Ulumuddin MPd menjelaskan, setiap kelurahan yang terlibat dalam program ini menghadirkan inovasi unggulan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Di Pedurungan Tengah, salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah Ecopaving Block, yaitu paving yang dibuat dari sampah daur ulang.

Selain mengurangi limbah, inovasi ini juga menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, terdapat Budikdamber (budidaya ikan dalam ember), yang bisa diterapkan oleh masyarakat sebagai bagian dari konsep urban farming.

“Mahasiswa kami yang mengabdi di Kelurahan Gemah juga menghadirkan berbagai produk kreatif,” kata dia pada acara yang juga dihadiri Wakil Rektor I Dr Muniroh Munawar MPd

Produk tersebut meliputi pudding bayam, lilin dari minyak jelantah, dan bros dari kain perca, yang mengusung konsep ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.

Kemudian di Kalicari, mahasiswa memperkenalkan Sulampita, es timun suri, dan keripik peyek.

Kesemuanya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk unggulan UMKM.

Sedang di Kelurahan Palebon lebih fokus pada program sosial.

Sebagai contoh sosialisasi kesetaraan gender, pelatihan wirausaha sejak dini, dan urban farming sebagai solusi pertanian di lahan terbatas.

Sementara itu, mahasiswa di Pedurungan Kidul menghadirkan inovasi di bidang agribisnis.

Di antaranya pupuk bokashi, jamu tradisional, dan produk makanan olahan seperti keripik peyek dan gantungan kreatif.

Lalu di Pedurungan Lor turut memperkenalkan produk unggulan mereka, seperti wingko salak, teh kombucha, pot dari limbah kain, eco print, serta nugget daun kelor yang kaya akan manfaat kesehatan.

“Berbagai inovasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan membuka peluang ekonomi baru bagi para pelaku usaha lokal,” jelasnya.

Selain pameran inovasi, expo ini juga menjadi ajang bagi UMKM lokal untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat yang lebih luas.

Berbagai produk seperti telur asin, teh kombucha, dan aneka olahan pangan lainnya mendapat sambutan positif dari para pengunjung.

Arisul menegaskan bahwa inovasi yang diperkenalkan tidak hanya bertujuan sebagai proyek sementara, tetapi juga diharapkan bisa membantu masyarakat dalam jangka panjang.

“Kami ingin inovasi ini tidak hanya berhenti sebagai hasil dari program, tetapi juga dapat berkembang dan dimanfaatkan oleh masyarakat.”

“Mahasiswa juga membantu dalam strategi pemasaran, sehingga produk lokal bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi,” jelasnya.

Expo ini semakin meriah dengan berbagai hiburan yang ditampilkan.

Pertunjukan seni tradisional, kehadiran musik dari orgen tunggalnya juga turut menyemarakkan suasana.

Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyediakan beragam doorprize menarik bagi peserta yang beruntung.

Pihaknya berharap agar berbagai inovasi yang telah diperkenalkan dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat setelah program ini selesai.

“Expo ini bukan sekadar ajang pameran, tetapi juga sebagai wadah komunikasi antara masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah dalam mengembangkan potensi daerah,” paparnya.