Komik bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan positif. Bentuk visualnya juga lebih menarik minat anak-anak. Di lingkup sekolah, misalnya, komik bisa dihadirkan guna memuat ajakan agar anak mau rajin belajar serta menyampaikan pesan terkait pendidikan.
“Dulu, di sekolah kita sering melihat tulisan berisi pesan-pesan yang disampaikan apa adanya. Contohnya, “buanglah sampah pada tempatnya”. Sekarang sudah nggak zaman. Menampilkan pesan tersebut ke dalam bentuk komik justru lebih menarik perhatian siswa,” ungkap Ketua Prodi PGSD Sukamto, M.Pd, dalam gelaran “Education Art” Pameran Seni Rupa Nasional Universitas PGRI Semarang 2019 bertema “Yuk, Ngomik!”, yang diselenggarakan oleh Prodi PGSD, 12 Desember 2019, di Gedung Balairung.
Sukamto menambahkan, kesadaran untuk memaksimalkan potensi komik harus terus ditingkatkan. Di jurusan PGSD, komik termasuk materi dalam salah satu mata kuliah, yaitu pada mata kuliah Pendidikan Seni Rupa untuk mahasiswa semester 3. “Acara Education Art ini juga adalah sebentuk apresiasi kami terhadap karya mahasiswa. Bersamaan dengan pameran ini, mahasiswa sekaligus menunaikan tugas akhir mata kuliah Seni Rupa,” tegasnya.
Dosen mata kuliah Seni Rupa, Singgih Adhi Prasetyo, M.Pd, menjelaskan, dalam acara ini juga terlibat komikus dari luar UPGRIS, di antaranya dari Unisnu Jepara, Unsri kendal, IKJ, dan beberapa SMA di Jawa Tengah. “Ada sekitar 30 peserta dari luar kampus yang ikut berpartisipasi dan 288 peserta dari mahasiswa untuk penunaian tugas akhir mata kuliah Seni Rupa,” ucapnya.
Selain itu, dalam acara ini panitia juga mengundang Aris Mybret, seniman komik, sketcher, dan ilustrator, dari Semarang yang akan mengisi workshop singkat tentang komik. “Bincang dengan seniman langsung perlu untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang komik,” tandasnya.