Kampus sebagai tempat penanaman pendidikan berkarakter sebenarnya sudah melakukan pelbagai upaya terkait penanggulangan gerkan sesat dan radikal. Di Universitas PGRI Semarang, misalnya, pihak kampus sedari awal masa perkuliahan sudah menyelenggarakan pelbagai program untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian, pluralisme, kebangsaan, dan ketuhanan, yaitu melalui program PIESQ 2.0, orientasi siswa, hingga pemberian mata kuliah agama. Harapannya dengan program tersebut mahasiswa tidak akan terseret dalam arus gerakan radikal ataupun aliran sesat lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Rektor I Universitas PGRI Semarang Dra.Sri Suciati M.Hum dalam acara talkshow bertema Pengendalian Paham Radikalisme, bersama Kesbangpolinmas Provinsi Jateng Drs.Budiyanto, SH, M.Hum dan tokoh keagamaan Drs.KH. Duri Annaim, M.Pd, di studia Cakra Semarang Tv, 21 Januari 2016. Diskusi ini merupakan respons atas pelbagai peristiwa sepekan silam, dimana telah terjadi aksi terorisme dan gerakan aliran sesat yang meresahkan masyarakat.
Dalam kapasitasnya sebagai akademisi, Sri uciati diminta untuk memberikan analisisnya terkait penanggulangan kampus menghadapi gerakan dan aliran sesat. Dalam kesempatan yang sama, Sri Suciati mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama mahasiswa, untuk lebih aktif terlibat dalam organisasi dan gerakan yang jelas serta tidak menjurus pada ajaran sesat. Mahasiswa harus kritis membedakan mana organisasi yang pantas diikuti