Jumlah anak muda kelahiran tahun 1995 – 2010, atau biasa disebut Generasi Z (Gen-Z), jumlahnya mencapai 46,8 juta. Jumlah sebanyak itu akan menjadi potensi yang begitu besar, terutama di dunia kerja. Mereka adalah generasi baru yang terlahir dalam situasi teknologi yang sudah begitu maju. Kemudahan teknologi di sisi lain memunculkan tantangan baru.
Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas PGRI Semarang, Dr. Sri Suciati, M.Hum, dalam acara Seminar Nasional Civicphoria yang diselenggarakan oleh Hima PPKn, pada 5 Oktober 2023, di gedung kampus 4. Menurutnya, tantangan baru itu berupa karakter Gen-Z yang cenderung lebih individualistis, dan punya ketergantungan yang begitu tinggi dengan internet.
“Yang harus diantisipasi adalah di sisi karakter. Gen-Z kuat secara teknologi, melek internet dan teknologi, tetapi seringkali kurang secara sosial. Mereka asyik dengan dunia internet, tetapi sering kurang peka dengan orang-orang di sekitarnya,” tambah Suciati. Baginya, di sinilah tugas lembaga pendidikan agar memberi fondasi yang kuat pada karakter Gen-Z. “Mereka sudah mumpuni di bidang penguasaan teknologi, dan akan semakin kuat jika jiwa sosialnya semakin terasah.”
Sementara itu, Dekan FPIPSKR, Dr. Agus Sutono, S.Fil, M.Phil., berpendapat penguatan di bidang karakter Gen-Z. Menurutnya, “pendidikan yang berorientasi terhadap pengembangan kesadaran kemanusiaan akan menjadi medium yang baik bagi kita dalam melintasi perubahan dunia yang terus terjadi.” Menurut Agus, penguatan karakter dan pengasahan integritas diri, dan pengenalan akan makna hidup adalah proyek pengembangan kesadaran kemanusiaan kita yang harus didukung penuh oleh lembaga pendidikan.”
Terkait kelebihan dan kekurangan karakter Gen-Z, Agus menekankan perlunya penguatan karakter oleh lembaga pendidikan. Caranya, menurutnya, “perguruan tinggi harus bisa menjawab kebutuhan tenaga kerja dan tuntutan jaman. Salah satunya ialah mewariskan kemampuan logika berfikir sekaligus critical thinking yang kuat, sebab zaman internet seringkali melenakan dan membuat kedua hal tersebut sering terabaikan.” Dalam acara tersebut hadir pula Rektor Universitas Muhamadiyah Semarang, Prof. Masrukhi. Acara dimoderatori oleh Jelinshi N.F., S.Pd.