Memaksimalkan Kecerdasan Buatan

Pernahkah Anda menonton film-film yang menggambarkan kemajuan teknologi dan robot? Chappie, Robocop atau Real Steel- Robot Boxing Scenes misalnya. Dalam film tersebut peran manusia digambarkan digantikan oleh robot, seperti polisi dan petinju. Bisa jadi film tersebut akan menjadi kenyataan bahwa kecerdasan manusia akan tergantikan dengan kecerdasan buatan. Rupanya beberapa ahli telah mengingatkan tentang bahaya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Profesor Stephen Hawking menyatakan kecerdasan buatan ditakutkan akan menggantikan manusia secara keseluruhan. Mereka seperti virus komputer yang dapat mengembangkan kemampuan dan mereplikasi diri.

Berkaitan dengan hal itu, Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan-Universitas PGRI Semarang menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan (SENDIKA) dengan tema Pendidikan di Era Artifical Intellegince untuk Mempersiapkan Generasi Alpha (22/10). Seminar yang diselenggarakan di kampus IV UPGRIS ini menghadirkan 3 pemateri, yaitu Dr. Fahrurrozi, M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Jakarta), Prof. Dr. Ani Rusilowati, M. Pd (Guru Besar Universitas Negeri Semarang), dan Prof. Dr. A.Y. Soegeng, Y.sh., M. Pd (Guru Besar Universitas PGRI Semarang).

SENDIKA 2019 merupakan seminar nasional PGSD yang ke-3 dan direncanakan akan rutin diselenggarakan setiap tahunnya. Kali ini, seminar diikuti 42 pemakalah dan 477 peserta. Seminar dibuka oleh Wakil Rektor I Universitas PGRI Semarang, Dr. Sri Suciati, M. Hum. Menurut beliau, calon guru harus mengetahui tantangan dalam mengawal pendidikan di Era Artificial Intelligence untuk Mempersiapkan Generasi Alpha. Ketua panitia, Ryky Mandarsary, S.Pd., M.Pd, menambahkan bahwa tujuan seminar ini adalah memberikan informasi mengenai kompetensi pendidik melalui literasi digital di era Era Artificial Intelligence, pengelolaan tuntutan pendidikan, karakteristik generasi alpha, serta implementasi multimedia dan sumber belajar.

Sementara itu, Dr. Fahrurrozi, M. Pd menyampaikan bahwa di era Actificial Intelligence, proses pembelajaran yang dilaksanakan di dunia pendidikan harus didukung dengan teknologi digital. Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd, menambahkan untuk mengajar siswa masa kini yaitu generasi Alpha diperlukan pembelajaran yang menuntut pembiasaan berpikir tingkat tinggi, namun penanaman karakter tetap harus diperhatikan agar membentuk pribadi generasi Alpha menjadi seorang yang santun, bijak, dan penuh percaya diri. Sedangkan menurut Prof. Dr. A.Y. Soegeng, Y.sh., M. Pd Meski teknologi akan makin canggih, dia tidak pernah bisa menggantikan beberapa kemampuan manusia, seperti: selera humor, kecerdasan emosional, dan kemampuan bercita-cita. Prof. Soegeng menambahkan pemelajaran HOTS merupakan keniscayaan, kecerdasan buatan yang mekanis menjadi tuntutan, perlu dikawal dengan pemelajaran etika akademik yang organis.

Leave a Reply