Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih belum berakhir tidak membuat Tim PKM dari UPGRIS pasif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Meskipun kegiatan harus tertunda karena adanya pandemi, namun tim tetap berupaya melaksanakan dengan maksimal. Kegiatan PKM dengan judul “Pemberdayaan Fasilitator Berperspektif Pendidikan Partisipatif di Komunitas Omah Sinau Desa Wonokerto Kecamatan Bandar Kabupaten Batang” Selasa (1508/2021). Tim pengabdi terdiri Dr Sri Suciati M Hum, Dr Senowarsito M Pd dan Yuli K Werdiningsih SS MA,
Pada pertemuan pertama dilakukan sosialisasi tentang pendidikan berperspektif partisipatif kepada para fasilitator. Sedangkan, pada pertemuan kedua dilakukan pendampingan terhadap para peserta khususnya para fasilitator komunitas omah sinau dalam implementasi metode pembelajaran partisipatif. Kegiatan ini bertempat di Madrasah Diniyah Desa Wonokerto Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, yang merupakan salah satu tempat berkegiatan Komunitas Omah Sinau.
Peserta kegiatan PKM adalah para fasilitator komunitas Omah Sinau. Kegiatan PKM yang dilaksanakan pada saat penerapan PPKM darurat ini menggunakan sistem blended. Sistem blended ini berarti tim pengabdi tidak semua hadir saat pelatihan. Tim Pengabdi hanya sebagian yang hadir secara offline (luring) saat pelatihan. Sebagian yang lain hadir secara online (daring) saat pelatihan. Sementara itu, peserta dihadirkan secara bergantian. Dari 20 peserta yang merupakan fasilitator di Komunitas Omah Sinau, 10 orang fasilitator hadir secara offline dan 10 lainnya hadir secara online. Pada hari berikutnya, peserta yang sebelumnya mengikuti secara online bergantian hadir secara offline untuk mengikuti materi hari kedua. Sedangkan peserta yang pada hari pertma mengikuti secara offline bergantian mengikuti secara online. Pemilihan pola kegiatan blended ini dilakukan untuk tetap dapat melaksanakan protocol Kesehatan di tengah masa pandemic covid 19 ini.
Meteri disampaikan oleh tim PKM dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Materi hari pertama yang disampaikan terkait dengan dasar dan konsep pendidikan partisipati, serta metode pembelajaran partisipatif. Pada hari kedua pelatihan, dilaksanakan tutorial implementasi metode pembelajaran partisipatif. Tim Pengabdi yang juga melibatkan mahasiswa ini membagi tugas sesuai bidang keahliannya dan kompetensinya.
Dr Sri Suciati MHum menyampaikan berdasarkan analisis situasi di lokasi mitra, permasalahan yang akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan PKM adalah bidang humaniora dan pendidikan. “Keduanya menjadi prioritas karena untuk mewujudkan SDM yang memiliki kemampuan dalam hal pendampingan peningkatan keterampilan yang berbasis pendidikan ramah anak. Pencapaian tujuan ini diejawantahkan dalam bentuk pelatihan softskill yang bertujuan untuk memberdayakan fasilitator dalam Komunitas Omah Sinau. Sisi pendidikan menjadi hal utama di dalam bentuk-bentuk kegiatan pengabdian PKM ini karena tim pengusul berlatar belakang pendidik di perguruan tinggi,” ungkap Sri Suciati.
Wujud pelaksanaan kegiatan pengabdian PKM yang mendesak untuk segera ditangani adalah pemberdayaan masyarakat yang lebih menitikberatkan kegiatan kepada peningkatan pengetahuan tentang konsep pendidikan dan kurikulum ramah anak serta konsep dan teknik peningkatan keterampilan Bahasa Inggris dan Jawa; literasi (membaca dan menulis); bidang seni tari dan musik yang ramah anak. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kegiatan juga menjadi bagian dari PKM ini, guna mencapai tujuan pemberdayaan Komunitas Omah Sinau sebagai ruang kreativitas ramah anak,” imbuh Suci.