Bangkit di Masa Pandemi, Tim PPDM UPGRIS Dampingi “Kopi Segerr Warass” Berinovasi

Penjualan yang menurun di masa pandemi, membuat Kopi Segerr Warass mulai merambah layanan jual online. Akibat adanya pandemi Covid19, Kopi Segerr Warass yang sebelumnya meraih prestasi penjualan yang menggembirakan, tiba-tiba harus menahan napas.

Perusahaan PTPN yang berlangganan kopi seger waras menghentikan pesanan dalam waktu yang tidak ditentukan. Padahal Sebelum Maret 2020, Kopi yang menjadi kebanggaan masyarakat Desa Mlatiharjo Patean Kendal ini memasok kopi pada perusahaan PTPN dengan plafon 5 ton perbulan untuk memenuhi kebutuhan kopi di Hotel dan Cafe. Meskipun selama pandemi produksi tidak sebanyak plafon, tetapi semua kopi produksi Segerr Warass laris manis. Masyarakat sekitar Kecamatan Patean, dimana kopi Segerr Warass diproduksi juga mulai lesu dalam membeli kopi karena dampak pandemi.

Sebelumnya paling sedikit 1500 bungkus 200gr perbulan selalu diambil. Pemasaran di kopi seduh konvensional di warung-warung mitra Segerr Warass pun mengalami gejolak yang sama padahal sebelumnya selalu ramai. Produk diversifikasi seperti pengharum ruangan dan aksesoris gelang kopipun tidak ada yang menyentuh akibat masyarakat menahan uangnya untuk berbelanja.

Secara umum penjualan Kopi Segerr Warass baik berupa bubuk, siap saji dan tambahannya yang dulunya mencapai hasil yang mensejahterakan masyarakat turun drastis mulai menyulitkan kondisi keuangan masyarakat sentra kopi khususnya anggota PKH Mlatiharjo.

Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) LPPM Universitas PGRI Semarang yang beranggotakan Ernawati Saptaningrum, M.Pd.; Maria Ulfah, M.Pd; Irham Ulil Albab, M.Pd serta Halimah, M.Pd merupakan mitra Desa Sentra Kopi Rempah Patean yang akan membantu dan mendampingi mitra dalam berinovasi untuk menggairahkan kembali penjualan kopi Segerr Warass kebanggaan Desa Mlatiharjo melalui penjualan online.

Tim PPDM yang di ketuai oleh Ernawati Saptaningrum, M.Pd telah memikirkan pengembangan pemasaran pada tahun ketiga yang kebetulan berada pada masa pandemiyang dimana ternyata masalah pemasaran memang melanda Kopi Seger warass. “Penjualan Online dan skema branding melalui Kafe modern Segerr Warass sudah mulai dirintis. Pada tanggal 24 Juli hingga  4 Agustus 2020, dilakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan toko online di marketplace terkemuka dilakukan dengan narasumber Irham Ulil Albab M.Pd salah satu dosen di Universitas PGRI Semarang. Semua mitra yang tergabung dalam KUB Segerr Warass berlatih membuat akun toko online, mengunggah produk-produk kopi, serta melakukan manajemen harga produk agar bersaing. Akun toko online yang berhasil dibuka adalah akun di Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak,” imbuh Ernawati.

Banyak permasalahan dan kesulitan yang ditemui oleh para anggota KUB yaitu bagaimana dalam menetapkan harga dan bagaimana cara melakukan teknik fotografi produk kopi sehingga menarik penjual. Tak kalah dari itu membuat deskripsi barang jualan juga menjadi diskusi yang seru.

Selain menjual produk kopi tidak siap saji, kopi Seger Waras mulai membuat kafe online di Grabfood, gerai makanan online yang sudah mulai masuk ke wilayah kecamatan Patean dan Sukorejo Kendal. Kesulitan yang dihadapi pada pendampingan pembuatan kafe online ini adalah menetapkan harga penjualan karena adanya bagi hasil yang cukup besar.
Kepala Desa Mlatiharjo sekaligus pembina kelompok KUB Mlatiharjo mengemukakan bahwa, “Sudah saatnya kita menjemput bola untuk kesejahteraan masyarakat. Kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya pelatihan jualan Kopi online agar ekonomi masyarakat desa Mlatiharjo kembali stabil”.

Leave a Reply