GURU WAJIB KUASAI “PUBLIC SPEAKING” AGAR TAK TERGESER KECERDASAN BUATAN

Tantangan guru di era sekarang semakin berat. Berbagai keterampilan tambahan harus dikuasia, salah staunya terkait seni berbicara di depan umum atau “public speaking.” Kemampuan berbicara bagi guru akan menentukan seberapa menarik proses pembelajaran di kelas.

“Untuk mengajar generasi Alpa dengan segala kelebihan dan kekurangan, guru perlu memiliki beberapa keterampilan seperti “publik speaking” dan merancang pembelajaran berbasis teknologi,” ungkap Dr. Wawan Priyanto, M.Pd., selaku pembicara dalam Seminar nasional 20205 di balairung (13/05).

Acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPGRIS tersebut dihadiei oleh sejumlah peserta yang berasal dari kalangan umum, mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana.

Pada kesempatan ini Wawan memberikan materi bertajuk “Mengajar Asik memanfaatkan Teknologi”. Menurut dosen PGSD UPGRIS tersebut, selain memberikan trik bagaimana cara menjadi guru yang menyenangkan, ia juga secara langsung mempraktikan pemanfaatan teknologi bersama peserta seminar.

“Dengan praktik secara langsung, diharapkan peserta akan melihat dampak langsung dari kemampuan “public speking,” ungkap wawan. Dicontohkan pula praktik menggunakan “augmented reality” dengan memunculkan hewan singa, serta bernyanyi bersama menggunakan “web music lab”, dan merangkai rangkaian listrik dengan web corolado.

Wawan Menyimpulkan bahwa teknologi memungkinkan pendekatan pembelajaran lebih interaktif, fleksibel, dan menarik anak-anak dari generasi Z dan Alpha.

“Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran harus dilakukan secara bijak dan seimbang. Teknologi sebaiknya menjadi alat bantu yang memperkuat peran guru, bukan menggantikan guru,” tukasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Dr. Arri Handayani, S.Pi., M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya peran komunikasi guru dalam mengajar. “Peran guru adalah kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi generasi masa depan, jangan sampai AI menggeser sepenuhnya peran guru,” paparnya.