Kurikulum Pendidikan Tinggi Dikembangkan Berdasarkan SN-Dikti

Program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) gelar workshop peninjauan kurikulum untuk menyiapkan Kurikulum Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM), baru-baru ini di gedung kampus IV lantai 6.

Kegiatan dilaksanakan secara daring menggunakan zoom meeting. Ada tiga puluh lima pakar serta peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. Hadir dalam kegiatan peninjauan kurikulum MBKM program studi PBI UPGRIS dekan FPBS Dr Asropah MPd, Paulus Kuswandono PhD Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Dr Jafar Sodiq MPd ketua program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UPGRIS.

Paulus Kuswandono hadir sebagai narasumber atau pakar dalam acara acara Workshop Peninjauan Kurikulum Untuk Menyiapkan Kurikulum Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Semarang. “Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang berbasis OBE atau Outcome-Based Education dan MBKM sebagai pendidikan karakter. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan, pelaksanaan, evaluasi kurikulum berdasarkan SN-Dikti dinyatakan bahwasanya SKL/CPL merupakan acuan atau landasan utamanya. Dengan demikian Kurikulum Pendidikan Tinggi yang telah dikembangkan berdasarkan SN-Dikti sesungguhnya telah menggunakan pendekatan Outcome Based Education (OBE). Hal ini sangat mendukung Kurikulum. Program Studi pada saat ikut serta dalam akreditasi internasional yang berlandaskan pendekatan OBE,” tutur Kuswandono.

Jafar Sodiq menyampaikan program studi pendidikan bahasa Inggris UPGRIS dalam pengembangan/penyesuaian kurikulum serta mengimplementasikan MBKM serta upaya untuk peningkatan kualitas program studi. “Dengan menghadirkan Paulus Kuswandono diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang kurikulum MBKM yang sudah ada. Peninjauan ini rutin diagendakan agar kurikulum sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman,” ucap Jafar.

Dari kegiatan ini diharapkan ada pembaharuan penamaan, penataan atau organisasi mata kuliah perlu dilakukan untuk memfasilitasi MBKM. Tujuan pembelajaran diubah dari Content-Based Education menjadi Outcome-Based Education. Mata kuliah lebih baik tidak terlalu banyak supaya tidak terjadi variasi mata kuliah yang terlalu banyak sehingga memberatkan dosen dan mahasiswa.

Leave a Reply