Mahasiswa KKN UPGRIS turut serta dalam upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi yang semakin mengancam masyarakat Jawa Tengah akibat curah hujan tinggi. Program KKN di Kabupaten Semarang ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata dalam mengurangi risiko bencana.
Ketua Lembaga Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPGRIS Wiyaka mengatakan program KKN Tematik Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) tersebut fokus pada lima bidang.
Diterjunkan ke lima kecamatan, yaitu Ungaran Timur, Ungaran Barat, Bergas, Banyubiru, dan Tuntang, ratusan mahasiswa ini akan menjalankan program kerja yang beragam, seperti peningkatan literasi digital, pengembangan kewirausahaan, serta pelestarian lingkungan.
Jumlahnya ada 360 mahasiswa diterjunkan di 26 desa,” kata Wiyaka, ketika melepas mahasiswa KKN di Pendopo Bupati Semarang, Selasa (21/1). Prioritas lain yang ditekankan terhadap mahasiswa, yaitu ihwal ancaman bencana hidrometeorologi di tengah musim hujan. Bencana hidrometeorologi itu berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir.
“Termasuk mengedukasi masyarakat hidup bersih, terhindar dari stunting, dan terutama menjaga lingkungan agar kerusakan alam termasuk tanah longsor, dan banjir tidak terjadi,” katanya. Sementara itu, Wakil Bupati Semarang Basari merespons positif atas pelaksanaan KKN MBKM UPGRIS yang digelar awal 2025 ini. Menurutnya, kedatangan mahasiswa KKN dapat memberikan semangat warga menghadapi musim hujan.
“Apalagi hari ini musim hujan, yang berpotensi penyakit, dan bencana alam. Jadi mahasiswa kami harapkan bisa memberikan atensi, dan pendampingan terhadap masyarakat,” kata Basari.
Begitu halnya, dia berharap di tengah kurikulum KKN yang telah dirancang, mahasiswa dapat menjadi agen penyambung program pemerintah ke masyarakat di lapisan pedesaan. “Kami titipkan persoalan kesehatan bahwa saat ini sedang musim hujan, terkait stunting juga menjadi konsentrasi, termasuk inovasi-inovasi baru terkait ketahanan pangan di pedesaan,” katanya.