PBSI UPGRIS Siap Menerima Mahasiswa Asing Belajar Bahasa Indonesia

Profil lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia UPGRIS adalah menjadi pengajar Bahasa Indonesia bagi penutur Asing (BIPA). Hal itu dikukuhkan dengan diselenggarakannya seminar internasional dengan tema “ Indonesia di Mata Dunia dan Pengembangan Karier Pengajar BIPA”. Pada Sabtu (12/12) dengan ruang online.
Menjadi pengajar BIPA adalah melengkapi profil lulusan yang telah dicanangkan sebelumnya yaitu: Pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia, Menjadi Asisten Peneliti Bahasa dan Sastra Indonesia, menjadi penyiar, dan menjadi Sastrawan.
Dalam kesempatan tersebut rektor Universitas PGRI Semarang, Dr. Muhdi, M.Hum menyampaikan bahwa kesempatan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional sangat terbuka luas. Hal tersebut mengingat bonus domografi Indonesia yang menguntungkan Indonesia, juga menurut banyak pengamat Indonesia pada usia seabadnya kelak diprediksi akan menjadi bangsa lima besar dunia. “Perlu dikembangkan bagi pengajar BIPA bagaimana belajar bahasa Indonesia yang mudah.” Tutur Muhdi.
Hal senada disampaikan oleh Eva Ardiana, SS.M.Hum., ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPGRIS. Posisi bahasa Indonesia saat ini urutan ketiga setelah bahasa Spanyol dan ditetapkan sebagai bahasa resmi kedua di Vietnam. Bahasa Indonesia juga menjadi menjadi salah satu bahasa yang paling populer di Australia. Data Kemenlu RI menyebutkan setidaknya ada 52 negara asing yang membuka Program bahasa Indonesia baik di tingkat sekolah maupun universitas.
Upaya pemerintah menginternasionalkan bahasa Indonesia sesuai amanat pasal 32 ayat 1 UU Nomor 24 Tahun 2009 yang menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat internasional di Indonesia. Pada 23 September 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk pertama kalinya di Sidang Majelis Umum (SMU) ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan bahasa Indonesia. Era MEA saat ini yang semakin membuka lebar masuknya tenaga kerja asing di Indonesia juga disikapi pemerintah dengan Pasal 26 Peraturan Presiden RI Nomor 20 Tahun 2018 yang menyatakan bahwa setiap pemberi kerja TKA (Tenaga Kerja Asing) wajib memfasilitasi pendidikan dan pelatihan Bahasa Indonesia kepada TKA. Upaya-upaya seperti ini semakin menguatkan peran Bahasa Indonesia di kancah dunia.
“Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang saat ini tidak hanya menyiapkan para lulusannya menjadi guru Bahasa Indonesia untuk warga negara Indonesia tetapi mereka juga disiapkan menjadi guru Bahasa Indonesia untuk dunia. PBSI juga siap menerima siswa asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia melalui kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).” tutur Eva.
Seminar tersebut menghadirkan pembicara dari berbagai negara yaitu: (1) Sari Suharyo, pengajar BIPA KBRI Bangkok, Thailand, (2) Aleksandra Dapkova, penerjemah Bahasa Indonesia di KBRI Sofia, Bulgaria, Eropa Pegiat Bahasa dan Budaya Indonesia di Bulgaria, dan (3) Tang Yi Ying (Tiffany) dari Tokyo University, Jepang.
Sari Suroyo membenarkan kepopuleran bahasa Indonesia di luar negeri. Di Thailand sebagian masyarakatnya berbahasa Melayu, demikian juga di Malaysia, Brunai. Banyak sekali orang Thailand ingin belajar bahas Indonesia karena menganggap Indonesia adalah negara besar. Belajar bahasa Indonesia bagi mereka adalah kesempatan untuk berbisnis dengan orang Indonesia. Indonesia juga pasar yang besar karena apa saja dijual di Indonesia itu laku. Selama ini di Thailand mendatangkan pengajar tamu dari Indonesia atau merekrut orang lokal yang mampu berbahasa Indonesia. Akan lebih mudah yang juga bisa bahasa Thailand, katanya.
Sementara itu Aleksandra Dapkova dari Bulgaria mengatakan bahwa baginya adalah sebuah keberuntungan besar memiliki kemampuan bahasa Indonesia. Perempuan yang pernah mendapatkan biasiswa Darmasiswa dan belajar Bahasa dan Budaya Indonesia di Upgris ini mengatakan bahwa ia sering membantu orang Bulgaria, juga pemerintah Bulgaria saat ada kunjungan ke Indonesia dan sebaliknya mengantar orang Indonesia saat ke Bulgaria. “Ini kesempatan yang luar biasa.” katanya. Akesandra juga menuturkan pengalamannya belajar di Upgris. “Saya sangat berkesan dengan kesungguhan lembaga ini dalam memberi pengajaran bagi mahasiswanya. Luar biasa.”
Hal senada diungkapkan oleh Tiffany dari Tokyo. Ia menuturkan keunggulan bahasa Indonesia adalah mudah dipelajari dan indah. Berucap menggunakan bahasa Indonesia itu seperti membaca puisi. Satu lagi keunggulan bahasa Indonesia adalah digunakan oleh penduduknya dengan kecintaan dan tidak dicampur-campur dengan bahasa asing. Jayalah bahasa Indonesia.

Leave a Reply