Teliti Penggunaan Penanda Wacana Bahasa Inggris (Edm) Dias Sukses Raih Doktor

Dias Andris Susanto dosen program studi pendidikan bahasa Inggris (PBI) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Selasa (1/12/2020) sukses melaksanakan ujian disertasi. Dias menempuh program doktor ilmu pendidikan bahasa program Pascasarjana di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Judul penelitian disertasi Dias adalah “Penggunaan Penanda Wacana Bahasa Inggris (Edm) yang Direalisasikan dalam Produksi Berbicara dan Menulis Mahasiswa Efl di Universitas: Perspektif Sosiokultural.” Bertindak sebagai promotor diantaranya Prof Dr Januarius Mujiyanto MHum Co-Promotor I Dr Dwi Anggani Linggar Bharati MPd Co-Promotor II Dr Djoko Sutopo MSi.

Ujian disertasi dipimpin langsung oleh ketua sekaligus Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum didampingi sekretaris sekaligus Direktur Pascasarjana Prof Dr Agus Nuryatin MHum. Keputusan tim penguji menyatakan Dias Andris Susanto lulus Doktor ke 550 lulusan UNNES. Doktor ke 107 lulusan pada prodi ilmu pendidikan bahasa PPs UNNES, dengan nilai A, IPK 3,81. Hasil ujian promosi doktor Dias sangat memuaskan.

Dias melakukan penelitian yang bertujuan untuk menginvestigasi para mahasiswa EFL dari program studi pendidikan Bahasa Inggris di Universitas PGRI Semarang dalam menggunakan dan memfungsikan penanda wacana Bahasa Inggris (EDM) produksi berbicara dan menulis mahasiswa dalam perspektif sosiokultural.

Ada tiga permasalahan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dias Andris Susanto,pertama bagaimana mahasiswa EFL menggunakan penanda wacana Bahasa Inggris fungsional dalam produk lisan dan tertulis. Kedua, bagaimana perspektif sosiokultural mahasiswa dan dosen EFL mengasumsikan dan menguraikan EDM dalam konteks lisan dan tertulis. Ketiga, bagaimana dampak sosiokultural terhadap mahasiswa EFL dalam menjembatani penggunaan EDM dalam konteks lisan dan tertulis.

Dias perlu mengeksplorasi secara deskriptif desain kualitatif terhadap produksi lisan dan tertulis dalam EDM dan pengaruh kendala sosial budaya yang mempengaruhi cara mahasiswa menghasilkan EDM. Selain itu, untuk mendukung visualisasi dan deskripsi data kualitatif, penulis menambahkan menerapkan alat penelitian kualitatif yaitu ATLAS.TI8. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas speaking, kelas writing, kelas discourse, dan kelas sociolinguistics, terbagi dalam berbagai tingkatan/semester seperti; semester I= 45 siswa, semester III= 80 siswa, semester V= 85 siswa dan semester VII= 35 siswa. Objek penelitian ini terdapat 8 topik kegiatan lisan dan 5 topik kegiatan tertulis.

Di hadapan para promotor Dias menjelaskan temuan dan diskusi hasil penelitian sebagai berikut; pertama, Penanda dominan dalam lisan EDM adalah <yeah> dan <okay> dalam fungsi referensial, alih-alih penanda dominan dalam tertulis adalah <and> dan <because> sebagai fungsi elaboratif. Kedua, perspektif sosiokultural yang memengaruhi mahasiswa dalam menggunakan EDM dominan adalah motivasi afektif dan sosial. Ketiga, kendala sosiokultural yang berdampak pada mahasiswa yang menghasilkan EDM dibatasi oleh batasan aspek pengaruh psikologi dan budaya mahasiswa. Keempat, tindakan empiris penggunaan EDM tidak selalu sama dengan produksi lisan dan tertulis yang mereka miliki, tetapi itu dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan yang mereka miliki terkait dengan EDM yang mereka tahu dan penguasaan topik.

Dias menyimpulkan hasil disertasinya menggambarkan bahwa fungsi EDM yang paling dominan dalam lisan adalah fungsi antarpribadi sebanyak 971 penanda dan secara tertulis adalah fungsi elaboratif sebanyak 1.989 penanda. Pengaruh sosiokultural yang mendukung mahasiswa dalam menggunakan EDM adalah faktor afektif seperti; motivasi mahasiswa dalam menguasai bahasa Inggris, penguatan mahasiswa untuk menguasai bahasa Inggris yang baik.

Kendala sosiokultural yang mempengaruhi penggunaan EDM adalah mahasiswa perempuan memiliki lebih banyak menghasilkan penanda daripada mahasiswa laki-laki, latar belakang bahasa Inggris yang dikuasai sebelumnya membantu mereka membangun ketrampilan lisan dan tertulis yang baik untuk menggunakan EDM, rasa percaya diri dan penerimaan sosial mendukung mereka untuk berani menggunakan bahasa Inggris. Dampak sosiokultural terhadap penggunaan EDM secara empiris mahasiswa lebih banyak menggunakan penanda lisan daripada penanda tertulis. Ini mencerminkan bahwa dalam kegiatan berbicara, mahasiswa dapat mempraktikkan bahasa Inggris secara elaboratif.

Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum menyampaiakan bangga dengan capaian Dias selaku dosen muda UPGRIS sukses akademik hingga berhasil raih gelar doktor. “Dukungan lembaga atau UPGRIS secara nyata dilakukan hingga terciptanya kualitas pendidik atau dosen yang berkualitas unggul. Salah satunya dengan mendukung hingga dapat gelar tertinggi akademik doktor. Semoga dengan lulusnya Dias menjadi motivasi atau semangat bagi rekan dosen yang lain untuk terus belajar,” imbuh Muhdi.

 

Leave a Reply