Wisuda ke-80 UPGRIS, 601 Lulusan Siap Hadapi Dunia Kerja

Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) menggelar Wisuda ke-80 pada Kamis (22/5). Sebanyak 601 wisudawan dari berbagai program studi resmi dikukuhkan dalam upacara yang digelar di kampus tersebut.

Di antara ratusan lulusan, dua mahasiswa asing asal Libya turut mengikuti prosesi wisuda. “Keduanya adalah mahasiswa program S2. Satu dari program Pendidikan IPA, satu lagi dari Pendidikan Bahasa Inggris,” ujar Rektor UPGRIS, Dr. Sri Suciati, M.Hum.

Pada momen wisuda ini, UPGRIS juga mencatat pencapaian akademik yang berbeda dari biasanya. Beberapa mahasiswa dinyatakan lulus tanpa menyusun skripsi. Sebagai gantinya, mereka memilih jalur karya tulis ilmiah (KTI) yang telah dipublikasikan di jurnal bereputasi dan terindeks SINTA.

Skema ini menjadi alternatif sah sesuai ketentuan akademik kampus. Selain itu, sebanyak 192 lulusan telah mengantongi sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Mereka dinyatakan memiliki keahlian sesuai skema yang tersedia di kampus.

Sertifikasi tersebut diperoleh melalui proses pembelajaran, magang, hingga uji kompetensi yang difasilitasi langsung oleh Lembaga Sertifikasi Profesi milik UPGRIS. “Ini menunjukkan bahwa kami benar-benar menyiapkan lulusan yang kompeten, tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja,” tutur Rektor.

Dia menambahkan pada 2024 lalu UPGRIS meraih penghargaan terkait capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pertama. Dari data kampus, lebih dari 90 persen lulusan tahun itu memperoleh pekerjaan dalam waktu kurang dari enam bulan setelah kelulusan.

Namun, bagi Rektor, kecerdasan intelektual saja tak cukup. Dia menekankan pentingnya karakter dan soft skill dalam menunjang kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja. “Sepintar apa pun mahasiswa, kalau tidak punya karakter yang baik, mereka tidak akan dihargai,” ujarnya. Untuk itu, sejak awal masa perkuliahan, mahasiswa UPGRIS diarahkan mengikuti program Personal, Emotional, Spiritual Quotient (PESQ).

Setelahnya, mereka dibebaskan memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat untuk mengasah keterampilan nonakademik seperti kepercayaan diri, komunikasi, ketangguhan dan kemampuan bekerja dalam tim. Sri Suciati menyampaikan harapannya menjelang asesmen lapangan institusi oleh BAN-PT pada Juni 2025 mendatang.

Saat ini, akreditasi institusi UPGRIS berstatus “Baik Sekali”. Dia optimistis akan naik menjadi “Unggul”. “Dari 29 program studi yang kami miliki, 17 di antaranya sudah terakreditasi unggul. Kami percaya hasil asesmen nanti akan memperkuat capaian ini,” tuturnya.